Peringatan akan hari kiamat di Taiwan ini disebarkan oleh seseorang yang mengaku sebagai seorang nabi dan menyebut dirinya sebagai Guru Wang. Dia menyebarkan peringatan lewat blognya dan menyebutkan bahwa Taiwan akan diguncang oleh gempa bumi dengan kekuatan 14 pada skala Richter dan akan dihantam oleh gelombang tsunami setinggi 170 meter pada 11 Mei mendatang. Wang mengatakan bencana alam ini akan menelan jutaan jiwa, membelah pulau Taiwan, meruntuhkan gedung pencakar langit Taipei 101 dan menghancurkan Kantor Presiden.
"Satu peti kemas menelan biaya sekitar US$5.500 setelah dilengkapi dengan saluran air dan listrik". Cindy Sui
Belum Terlacak
Untuk menghadapi bencana, dia menyarankan warga tinggal di peti kemas dan anjuran ini langsung membuat sebagian warga Taiwan menyiapkan peti kemas sebagai tempat tinggal.
Media setempat baru-baru ini menemukan sebuah desa yang memiliki 100 buah peti kemas dalam keadaan kosong untuk sementara ini. Mereka menyewa tukang untuk membuat pintu dan jendela pada kontainer, bahkan sebagian memasang pendingin ruangan.
"Satu peti kemas menelan biaya sekitar US$5.500 [Rp47 juta.Red] setelah dilengkapi dengan saluran air dan listrik," lapor wartawan BBC di Taiwan, Cindy Sui.
Namun pemerintah mencium ketidakberesan dalam perkembangan ini. Biro Cuaca Pusat Taiwan menegaskan teori yang disebarkan Guru Wang tidak berdasar karena selama ini gempa bumi tidak pernah bisa diprediksi dan skala gempa sebesar 14 Richter belum pernah terdengar.
Pihak berwenang telah melakukan penyelidikan. Sejumlah pejabat mengatakan orang yang diketahui menyebarkan perkiraan bencana di luar versi resmi terancam denda sebesar US$35.000 atau Rp300 juta.
Namun pihak berwenang belum berhasil melacak Guru Wang yang telah menuturkan teorinya kepada para wartawan TV dengan syarat mukanya tidak ditampilkan. Apa yang telah dilakukan pihak berwenang sejauh ini adalah mencabut peringatan akan kiamat di Taiwan ini dari internet.
Pemerintah mengatakan bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang baru-baru ini mungkin telah membuat warga khawatir dan membuat beberapa pihak memanfaatkan kekhawatiran itu.
source
"Satu peti kemas menelan biaya sekitar US$5.500 setelah dilengkapi dengan saluran air dan listrik". Cindy Sui
Belum Terlacak
Untuk menghadapi bencana, dia menyarankan warga tinggal di peti kemas dan anjuran ini langsung membuat sebagian warga Taiwan menyiapkan peti kemas sebagai tempat tinggal.
Media setempat baru-baru ini menemukan sebuah desa yang memiliki 100 buah peti kemas dalam keadaan kosong untuk sementara ini. Mereka menyewa tukang untuk membuat pintu dan jendela pada kontainer, bahkan sebagian memasang pendingin ruangan.
"Satu peti kemas menelan biaya sekitar US$5.500 [Rp47 juta.Red] setelah dilengkapi dengan saluran air dan listrik," lapor wartawan BBC di Taiwan, Cindy Sui.
Namun pemerintah mencium ketidakberesan dalam perkembangan ini. Biro Cuaca Pusat Taiwan menegaskan teori yang disebarkan Guru Wang tidak berdasar karena selama ini gempa bumi tidak pernah bisa diprediksi dan skala gempa sebesar 14 Richter belum pernah terdengar.
Pihak berwenang telah melakukan penyelidikan. Sejumlah pejabat mengatakan orang yang diketahui menyebarkan perkiraan bencana di luar versi resmi terancam denda sebesar US$35.000 atau Rp300 juta.
Namun pihak berwenang belum berhasil melacak Guru Wang yang telah menuturkan teorinya kepada para wartawan TV dengan syarat mukanya tidak ditampilkan. Apa yang telah dilakukan pihak berwenang sejauh ini adalah mencabut peringatan akan kiamat di Taiwan ini dari internet.
Pemerintah mengatakan bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang baru-baru ini mungkin telah membuat warga khawatir dan membuat beberapa pihak memanfaatkan kekhawatiran itu.
source